Akibat Grasak-grusuk Jokowi Soal Proyek LRT Jabodetabek, Pengamat: KAI Kehilangan...
Daftar Isi
KONTENISLAM.COM - Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti proyek kereta ringan atau light rail transit (LRT) Jabodetabek pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bermasalah.
Sebelumnya, Jokowi menjanjikan bahwa LRT Jabodetabek akan diselesaikan dalam 2 tahun, atau bahkan bisa dipercepat, namun hingga sekarang belum jadi.
"Memang dijanjikan oleh pak Jokowi itu 2 tahun lalu sebelumnya udah dijanjikan, atau bahkan sebelum Covid dianggap oke ini bisa dipercepat," ujar Rocky.
Namun, proyek LRT ternyata molor dari target, serta semakin memberikan beban terhadap keuangan negara, bahkan berdasarkan kalkulasi sudah rugi Rp10 triliun.
"Dan ternyata udah mangkrak lagi, udah molor lagi dan dalam kalkulasi yang dilaporkan oleh Tempo itu udah rugi 10 triliun, talangin dua triliun lagi," bebernya.
Akibat penundaan penyelesaikan LRT Jabodetabek, PT Kereta Api Indonesia (KAI) kehilangan potensi pemasukan, serta proyek ini diprediksi akan selesai tahun 2024.
"Sementara KAI kehilangan potensi pemasukan karena penundaan penyelesaian, dan yang lebih jelas adalah analis dari Inggris," ujar Rocky Gerung.
"Akhirnya menunjukkan bahwa itu mungkin sekali baru 2024, jadi tertahan 3 tahun, jadi itu yang disebut grasak-grusuk," pungkasnya yang dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (20/9).[wartaekonomi]
Sebelumnya, Jokowi menjanjikan bahwa LRT Jabodetabek akan diselesaikan dalam 2 tahun, atau bahkan bisa dipercepat, namun hingga sekarang belum jadi.
"Memang dijanjikan oleh pak Jokowi itu 2 tahun lalu sebelumnya udah dijanjikan, atau bahkan sebelum Covid dianggap oke ini bisa dipercepat," ujar Rocky.
Namun, proyek LRT ternyata molor dari target, serta semakin memberikan beban terhadap keuangan negara, bahkan berdasarkan kalkulasi sudah rugi Rp10 triliun.
"Dan ternyata udah mangkrak lagi, udah molor lagi dan dalam kalkulasi yang dilaporkan oleh Tempo itu udah rugi 10 triliun, talangin dua triliun lagi," bebernya.
Akibat penundaan penyelesaikan LRT Jabodetabek, PT Kereta Api Indonesia (KAI) kehilangan potensi pemasukan, serta proyek ini diprediksi akan selesai tahun 2024.
"Sementara KAI kehilangan potensi pemasukan karena penundaan penyelesaian, dan yang lebih jelas adalah analis dari Inggris," ujar Rocky Gerung.
"Akhirnya menunjukkan bahwa itu mungkin sekali baru 2024, jadi tertahan 3 tahun, jadi itu yang disebut grasak-grusuk," pungkasnya yang dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (20/9).[wartaekonomi]