Dampingi Ferdy Sambo dan PC, Kualitas Febri Diansyah Dinilai Mengecewakan: Lebih Bertindak Jadi Jubir Dibanding Penasihat Hukum
KONTENISLAM.COM - Pegiat media sosial Rudi Valinka menilai persidangan kasus dugaan pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J masih jauh dari harapan.
Menurut Rudi Valinka, kualitas Febri Diansyah sebagai pengacara Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi mengecewakan.
Hal itu disampaikan Rudi Valinka dalam akun Twitter pribadinya, pada Rabu 2 November 2022.
"Menyimak jalannya persidangan pembunuhan Brigadir Joshua masih jauh dari harapan spt melihat sidang kasus Deep vs Amberd. Kualitas @febridiansyah sbg lawyer mengecewakan, lebih bertindak sbg seorang Jubir dibanding penasihat hukum," ujar Rudi Valinka.
"Gugup, terpaksa dan gak jelas gambarannya," pungkasnya.
Sebelumnya, beberapa saksi dipanggil dalam persidangan pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Termasuk kekasih dari Brigadir J, Vera Simanjuntak.
Banyak hal yang disorot dan terjadi di persidangan. Salah satunya saat Vera Simanjuntak ditanya oleh kuasa hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Febri Diansyah soal apakah Brigadir J menceritakan ancaman pembunuhan lewat video call.
"Apa video call 21 Juni ada ancaman pembunuhan?" tanya Febri dalam sidang di PN Jaksel, Selasa (1/11/2022).
Namun, belum sempat Vera menjawab, Hakim langsung menyela pertanyaan Febri.
"Tadi sudah dijelaskan tanggal 21 tidak ada," ujar hakim ketua Wahyu Iman Santosa.
"Baik, Yang Mulia, terima kasih karena sudah dipastikan tidak ada," timpal Febri.
Lebih lanjut, Febri juga bertanya ke Vera soal panggilan dari Brigadir J pada 7 Juli 2022.
Jaksa Erna Normawati Widodo Putri pun langsung menyemprot Febri lantaran terus mengambil kesimpulan sendiri.
"Kami keberatan, karena dari catatan kami, penasihat hukum terdakwa, Febri Diansyah, selalu menyimpulkan, Yang Mulia," ujar jaksa Erna disambut tepuk tangan dari hadirin
Hakim langsung menenangkan suasana yang riuh.
"Biar kami yang menilai," kata hakim.
"Terima kasih, Jaksa Penuntut Umum," ujar Febri. [wartaekonomi]