Pedas! Refly Harun Kritik Anies Jangan Cuma Cari Tunggangan Saja, Hingga Beber Luka dari Surya Paloh
Daftar Isi
KONTENISLAM.COM - Pedas! Refly Harun kritik Anies Baswedan jangan cuma cari tunggangan saja.
Bahkan Refly Harun juga membeberkan perasaan luka dan kecewa gara-gara Surya Paloh.
Pakar Hukum Tata Negara itu secara blak-blakan melontarkan kritik kepada Anies Baswedan dan Surya Paloh pasca kalah Pilpres 2024.
Seperti Anies Baswedan tertarik maju di kontestasi Pilkada Jakarta 2024 disorot banyak pihak.
Orang-orang yang sebelumnya membela Anies Baswedan di Pilpres 2024 menyayangkan langkah tersebut apabila benar terjadi, termasuk Refly Harun.
Ia secara terbuka mengingatkan Anies Baswedan agar tak mendegradasi dirinya. Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Level Anies Baswedan menurut Refly Harun adalah menjadi King Maker, bukan maju di Pilkada 2024 yang levelnya di bawah Pilpres 2024.
Kalaupun tak tertarik berpolitik lagi, Anies Baswedan disarankan menjadi guru bangsa, opsi pengabdian di kampus jadi salah satu alternatif terbaik.
Wanti-wanti 'pedas' Refly Harun ke Anies Baswedan jadi perbincangan publik.
Tak ragu Refly Harun mengingatkan jika kalah lagi di Pilkada Jakarta 2024 akan malu sekali bagi Anies Baswedan.
Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan diharapkan tidak lagi mengikuti Pemilhan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta.
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun yang juga mantan anggota tim hukum Anies-Muhaimin mengatakan, Anies bisa berkembang menjadi king maker atau pembuat raja dalam perpolitikan.
“Saya berharap Anies tidak maju DKI. Dia itu levelnya harus naik, levelnya harus jadi king maker ketika kontestasi pilpres selesai,” kata Refly Harun dalam siaran Gaspol di YouTube Kompas.com, Jumat (11/5/2024).
Jika Anies kembali maju kontestasi pilkada, menurut dia, hal ini menjadi pisau bermata dua bagi eks Gubernur DKI Jakarta itu. Refly lantas mengibaratkan hal ini dengan pertandingan tinju.
“Kalau dia ibarat petinju, bertinju di kelas berat, kalah di kelas berat dia. ‘Waduh saya turunlah ke kelas menengah’, biar kira-kira pertarungannya lebih ringan gitu. Kan memalukan,” ucap dia.
“Kalau dia menang, ‘yah mantan pilpres’. Kalau dia kalah, malu sekali,” kata Refly.
Ia menyinggung sosok Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang sudah sejak usia 50 tahunan menjadi king maker dalam politik. Seharusnya, kata Refly, sosok Paloh itu bisa diteladani oleh Anies.
“Surya Paloh menjadi king maker sejak usia 50-an dia, sudah gagah 50-an dia, ya mungkin karena dia kaya raya, dia pengusaha kan. Tapi Anies harus punya mental begitu,” tutur dia.
Menurut Refly, Anies harus menentukan tujuannya ke depan setelah pilpres selesai.
Apabila Anies ingin tetap berpolitik, ia menyarankan Anies berani mengambil risiko membentuk atau bergabung partai politik tertentu.
Namun, apabila Anies ingin menjadi guru bangsa, sebaiknya ia kembali ke kampus atau menjadi rektor.
“Kalau Anda jadi guru bangsa, balik saja ke kampus. Tapi kalau tetap berpolitik, Anda harus fight (berjuang) di politik, jangan anda cuma cari tunggangan cari tunggangan saja,” kata Refly.
Anies merupakan capres nomor urut 1 pada Pilpres 2024. Ia dan wakilnya, Muhaimin Iskandar kalah dalam kontestasi pilpres.
Anies-Muhaimin diusung maju dalam Pilpres 2024 oleh Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tergabung dalam Koalisi Perubahan.
KPU telah menetapkan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden-Wakil Presiden Terpilih 2024-2029.
Kritik Surya Paloh
Eks Tim Hukum Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Refly Harun, merespons soal sikap politik Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebelum putusan sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
Refly Harun mengakui, sikap Surya Paloh itu sangat menyakiti hati relawan koalisi perubahan.
Dirinya pun terkejut karena Surya Paloh menyampaikan hal itu setelah penetapan suara terbanyak hasil pilpres, bukan penetapan pemenang pilpres.
"Ketika tanggal 20 Maret itu diumumkan dan suara terbanyak Prabowo-Gibran, saya dan teman-teman lainnya syok ketika Surya Paloh sebagai partai pendukung 01 mengucapkan selamat kepada Prabowo-Gibran atas kemenangannya," kata Refly dalam acara Gaspol Kompas.com, tayang Jumat (10/5/2024) malam.
Refly menyebut, nyaris saja para relawan menurunkan bendera Nasdem di Sekretariat Timnas Anies-Muhaimin di Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, karena kecewa pernyataan Surya Paloh itu.
Dirinya pun turut mengkritisi sikap Surya Paloh, Namun, saat itu petinggi Partai Nasdem kemudian menelepon dan menyebutkan Surya Paloh serta Prabowo Subianto adalah kawan lama.
"Kok bisa, dan saya menganalisis kok heran kenapa? Betul dia suara terbanyak tapi pertempuran belum selesai karena masih ada MK. Saya kritik, akhirnya saya ditelepon tokoh senior di partai itu, yang kurang lebih mengungkapkan ya mereka teman baik, long-long story," ucap dia.
Refly pun punya kesimpulannya sendiri dalam pilpres ini. Menurutnya, siapapun yang menang, Surya Paloh dan Prabowo akan saling menjaga kepentingan berkuasa mereka masing-masing.
"Jadi kesimpulan ya waktu itu adalah, siapa pun yang menang, mereka akan saling ajak. Akan saling dalam tanda kutip membela kepentingan masing-masing saling melindungi," ucap dia.
Refly lantas menyinggung faktor pertemanan inilah yang membuat Surya Paloh terburu-buru memberikan selamat kepada Prabowo.
Meski demikian, dia menilai Surya Paloh itu sangat melukai relawan perubahan yang sangat militan memperjuangkan kemenangan Anies-Muhaimin.
"Karena itu tidak heran, buru-buru dia mengatakan, nah itu melukai orang seperti saya, relawan yang menyediakan diri tanpa dibayar untuk berjuang mempertahankan pemilu yang Jurdil ke MK," ucap dia.
Anies tak Punya Power
Tim Hukum capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Refly Harun mengungkapkan bagaimana lemahnya kontrol Anies terhadap tiga partai Koalisi Perubahan, Nasdem, PKS dan PKB.
Bahkan kata dia Anies tak bisa mengintervensi ketiga parpol Koalisi Perubahan tersebut.
Refly Harun mengungkapkan hal itu setelah Anies menarik diri untuk mendesak tiga partai koalisi menggulirkan hak angket kecurangan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Dari situ saya berpikir bahwa, Anies tidak punya kontrol terhadap parpol," kata Refly dalam acara Gaspol, Kompas.com, Sabtu (11/5/2024).
Refly menjelaskan dalam hal ini Anies berbeda dari Prabowo Subianto. Pasalnya, Prabowo punya kontrol penuh terhadap partai politik yang berada di koalisinya.
Diketahui, Prabowo selain menjadi Ketua Umum Partai Gerindra juga merupakan politikus senior yang berpengaruh.
"Dia senior sehingga dia relatif punya pengaruh di parpol, apalagi dibantu temannya yang namanya Jokowi," tuturnya.
Refly mengaku sedikit kecewa dengan sikap Anies yang diam saja melihat Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang mengucapkan selamat kepada Prabowo pada 20 Maret 2024.
Padahal tahapan pilpres belum bergulir dalam sidang sengketa di Mahkamah Konstitusi.
"Sepengetahuan saya, enggak pernah dia singgung, jadi dia bilang begini 'Kalau angket, kan kita harapkan parpol dorong hak angket. Kalau angket itu bukan di tangan kita kuncinya, di tangan parpol. Tapi kalau MK memang di tangan paslon', jadi paslon punya otoritas untuk ke MK atau tidak," tandas Refly.
Sumber: Tribun
Bahkan Refly Harun juga membeberkan perasaan luka dan kecewa gara-gara Surya Paloh.
Pakar Hukum Tata Negara itu secara blak-blakan melontarkan kritik kepada Anies Baswedan dan Surya Paloh pasca kalah Pilpres 2024.
Seperti Anies Baswedan tertarik maju di kontestasi Pilkada Jakarta 2024 disorot banyak pihak.
Orang-orang yang sebelumnya membela Anies Baswedan di Pilpres 2024 menyayangkan langkah tersebut apabila benar terjadi, termasuk Refly Harun.
Ia secara terbuka mengingatkan Anies Baswedan agar tak mendegradasi dirinya. Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Level Anies Baswedan menurut Refly Harun adalah menjadi King Maker, bukan maju di Pilkada 2024 yang levelnya di bawah Pilpres 2024.
Kalaupun tak tertarik berpolitik lagi, Anies Baswedan disarankan menjadi guru bangsa, opsi pengabdian di kampus jadi salah satu alternatif terbaik.
Wanti-wanti 'pedas' Refly Harun ke Anies Baswedan jadi perbincangan publik.
Tak ragu Refly Harun mengingatkan jika kalah lagi di Pilkada Jakarta 2024 akan malu sekali bagi Anies Baswedan.
Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan diharapkan tidak lagi mengikuti Pemilhan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta.
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun yang juga mantan anggota tim hukum Anies-Muhaimin mengatakan, Anies bisa berkembang menjadi king maker atau pembuat raja dalam perpolitikan.
“Saya berharap Anies tidak maju DKI. Dia itu levelnya harus naik, levelnya harus jadi king maker ketika kontestasi pilpres selesai,” kata Refly Harun dalam siaran Gaspol di YouTube Kompas.com, Jumat (11/5/2024).
Jika Anies kembali maju kontestasi pilkada, menurut dia, hal ini menjadi pisau bermata dua bagi eks Gubernur DKI Jakarta itu. Refly lantas mengibaratkan hal ini dengan pertandingan tinju.
“Kalau dia ibarat petinju, bertinju di kelas berat, kalah di kelas berat dia. ‘Waduh saya turunlah ke kelas menengah’, biar kira-kira pertarungannya lebih ringan gitu. Kan memalukan,” ucap dia.
“Kalau dia menang, ‘yah mantan pilpres’. Kalau dia kalah, malu sekali,” kata Refly.
Ia menyinggung sosok Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang sudah sejak usia 50 tahunan menjadi king maker dalam politik. Seharusnya, kata Refly, sosok Paloh itu bisa diteladani oleh Anies.
“Surya Paloh menjadi king maker sejak usia 50-an dia, sudah gagah 50-an dia, ya mungkin karena dia kaya raya, dia pengusaha kan. Tapi Anies harus punya mental begitu,” tutur dia.
Menurut Refly, Anies harus menentukan tujuannya ke depan setelah pilpres selesai.
Apabila Anies ingin tetap berpolitik, ia menyarankan Anies berani mengambil risiko membentuk atau bergabung partai politik tertentu.
Namun, apabila Anies ingin menjadi guru bangsa, sebaiknya ia kembali ke kampus atau menjadi rektor.
“Kalau Anda jadi guru bangsa, balik saja ke kampus. Tapi kalau tetap berpolitik, Anda harus fight (berjuang) di politik, jangan anda cuma cari tunggangan cari tunggangan saja,” kata Refly.
Anies merupakan capres nomor urut 1 pada Pilpres 2024. Ia dan wakilnya, Muhaimin Iskandar kalah dalam kontestasi pilpres.
Anies-Muhaimin diusung maju dalam Pilpres 2024 oleh Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tergabung dalam Koalisi Perubahan.
KPU telah menetapkan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden-Wakil Presiden Terpilih 2024-2029.
Kritik Surya Paloh
Eks Tim Hukum Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Refly Harun, merespons soal sikap politik Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebelum putusan sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
Refly Harun mengakui, sikap Surya Paloh itu sangat menyakiti hati relawan koalisi perubahan.
Dirinya pun terkejut karena Surya Paloh menyampaikan hal itu setelah penetapan suara terbanyak hasil pilpres, bukan penetapan pemenang pilpres.
"Ketika tanggal 20 Maret itu diumumkan dan suara terbanyak Prabowo-Gibran, saya dan teman-teman lainnya syok ketika Surya Paloh sebagai partai pendukung 01 mengucapkan selamat kepada Prabowo-Gibran atas kemenangannya," kata Refly dalam acara Gaspol Kompas.com, tayang Jumat (10/5/2024) malam.
Refly menyebut, nyaris saja para relawan menurunkan bendera Nasdem di Sekretariat Timnas Anies-Muhaimin di Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, karena kecewa pernyataan Surya Paloh itu.
Dirinya pun turut mengkritisi sikap Surya Paloh, Namun, saat itu petinggi Partai Nasdem kemudian menelepon dan menyebutkan Surya Paloh serta Prabowo Subianto adalah kawan lama.
"Kok bisa, dan saya menganalisis kok heran kenapa? Betul dia suara terbanyak tapi pertempuran belum selesai karena masih ada MK. Saya kritik, akhirnya saya ditelepon tokoh senior di partai itu, yang kurang lebih mengungkapkan ya mereka teman baik, long-long story," ucap dia.
Refly pun punya kesimpulannya sendiri dalam pilpres ini. Menurutnya, siapapun yang menang, Surya Paloh dan Prabowo akan saling menjaga kepentingan berkuasa mereka masing-masing.
"Jadi kesimpulan ya waktu itu adalah, siapa pun yang menang, mereka akan saling ajak. Akan saling dalam tanda kutip membela kepentingan masing-masing saling melindungi," ucap dia.
Refly lantas menyinggung faktor pertemanan inilah yang membuat Surya Paloh terburu-buru memberikan selamat kepada Prabowo.
Meski demikian, dia menilai Surya Paloh itu sangat melukai relawan perubahan yang sangat militan memperjuangkan kemenangan Anies-Muhaimin.
"Karena itu tidak heran, buru-buru dia mengatakan, nah itu melukai orang seperti saya, relawan yang menyediakan diri tanpa dibayar untuk berjuang mempertahankan pemilu yang Jurdil ke MK," ucap dia.
Anies tak Punya Power
Tim Hukum capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Refly Harun mengungkapkan bagaimana lemahnya kontrol Anies terhadap tiga partai Koalisi Perubahan, Nasdem, PKS dan PKB.
Bahkan kata dia Anies tak bisa mengintervensi ketiga parpol Koalisi Perubahan tersebut.
Refly Harun mengungkapkan hal itu setelah Anies menarik diri untuk mendesak tiga partai koalisi menggulirkan hak angket kecurangan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Dari situ saya berpikir bahwa, Anies tidak punya kontrol terhadap parpol," kata Refly dalam acara Gaspol, Kompas.com, Sabtu (11/5/2024).
Refly menjelaskan dalam hal ini Anies berbeda dari Prabowo Subianto. Pasalnya, Prabowo punya kontrol penuh terhadap partai politik yang berada di koalisinya.
Diketahui, Prabowo selain menjadi Ketua Umum Partai Gerindra juga merupakan politikus senior yang berpengaruh.
"Dia senior sehingga dia relatif punya pengaruh di parpol, apalagi dibantu temannya yang namanya Jokowi," tuturnya.
Refly mengaku sedikit kecewa dengan sikap Anies yang diam saja melihat Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang mengucapkan selamat kepada Prabowo pada 20 Maret 2024.
Padahal tahapan pilpres belum bergulir dalam sidang sengketa di Mahkamah Konstitusi.
"Sepengetahuan saya, enggak pernah dia singgung, jadi dia bilang begini 'Kalau angket, kan kita harapkan parpol dorong hak angket. Kalau angket itu bukan di tangan kita kuncinya, di tangan parpol. Tapi kalau MK memang di tangan paslon', jadi paslon punya otoritas untuk ke MK atau tidak," tandas Refly.
Sumber: Tribun