5 Nahdliyin Bertemu Isaac Herzog, Ini Penjelasan tentang Diplomasi Gus Dur dengan Israel

Daftar Isi
Ilustrasi Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid). (Foto Antara)

KONTENISLAM.COM - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)  mengungkap maraknya privatisasi dan jual beli sejumlah pulau kecil di Indonesia. 

Kepala Pusat Riset Politik BRIN, Athiqah Nur Alami, mengatakan tercatat lebih dari 200 pulau yang sudah diprivatisasi dan diperjualbelikan hingga 2023 lalu.

Athiqah mengatakan, data tersebut dia dapatkan dari sejumlah organisasi nirlaba.

"Sebanyak 200 pulau tersebut paling banyak di DKI Jakarta dan Maluku Utara," ujarnya di Jakarta, Senin (15/7) seperti dikutip dari Antara.

Selain privatisasi, Athiqah juga menyoroti dampak negatif dari industri ekstraktif di pulau-pulau kecil.  

Industri ekstraktif tersebut seperti pertambangan, eksplorasi minyak dan gas, serta penangkapan ikan besar-besaran bagi masyarakat pulau-pulau kecil dan pesisir di Indonesia.

Dia mengatakan, kegiatan industri ekstraktif juga bisa menyebabkan pulau kecil tenggelam.

Ini menunjukkan terjadinya kerentanan di pesisir yang sifatnya tidak hanya ekologis, tapi juga sosial, ekonomi, dan budaya.

Pertemuan lima Nahdliyin dengan Presiden Israel, Isaac Herzog ke Israel menyita perhatian publik di jagat maya.

Salah seorang dari mereka membuka suara bahwa kunjungannya mengikuti apa yang pernah dijalankan Presiden RI keempat, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Pada 1994, Gus Dur pernah diundang secara langsung oleh Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin untuk menyaksikan penandatanganan perjanjian damai antara Israel dan Yordania.

Wakil Ketua Badan Pengembangan Jaringan Internasional Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (BPJI PBNU), Achmad Munjid, menilai bahwa konteks historis kala itu perlu dipahami lebih mendalam.

Ia menekankan bahwa pendekatan Gus Dur terhadap Israel memiliki misi, peta, dan strategi yang jelas, dengan parameter kemaslahatan bersama, kepentingan bangsa, dan kemanusiaan.

Prinsip-prinsip seperti perdamaian, keadilan, dan kesetaraan kemanusiaan adalah landasan utama Gus Dur.

"Kalau kita mau mengikuti Gus Dur, jangan cuma lihat yang di permukaan saja, tapi visi dan substansi langkah strategisnya," ujarnya dilansir dari nu.or.id pada Selasa, 16 Juli 2024.

Achmad mengatakan jangan sampai alasan meniru langkah Gus Dur menjadi celah yang kemudian dimanfaatkan Israel.

"Kalau kita tidak strategis, boleh jadi maksudnya adalah meniru Gus Dur, maksudnya progresif, tapi akhirnya cuma dipakai oleh pemerintahan Netanyahu yang biadab untuk menjustifikasi langkah mereka dalam membantai rakyat Palestina yang tak berdosa. Ini tidak bisa dianggap enteng," jelas Achmad Munjid.

Munjid teramat menyayangkan pertemuan tersebut di tengah situasi di Palestina saat ini sangat memprihatinkan.

Sekitar 40 ribu nyawa warga Palestina meninggal, puluhan ribu luka parah tanpa mendapatkan perawatan medis yang memadai, dan ratusan ribu orang menjadi pengungsi tanpa kepastian akibat pembantaian yang dilakukan Israel.

"Bahkan, ratusan ribu anak-anak dan orang tua sengaja dibiarkan mati dalam kelaparan," ujar dia.

Munjid mengingatkan bahwa setiap tindakan harus dipertimbangkan dengan hati-hati, terutama dalam konteks konflik dan kekejaman yang sedang berlangsung.

Mendekati Israel tanpa strategi yang jelas dan pemahaman mendalam, kata dia, dapat berpotensi memberikan justifikasi bagi tindakan mereka yang melanggar kemanusiaan dan hukum internasional.

"Seluruh dunia yang berpikir waras sekarang sedang mengutuk Israel karena kejahatan kemanusiaan mereka, genosida terhadap rakyat Palestina. Seluruh dunia sedang menjauhi Israel, kita harus menghukum Israel yang sangat rasis, tak berperikemanusiaan dan mengabaikan hukum internasional," papar Munjid.


Sumber: Tempo

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close