Bukan Hanya Donald Trump, Sukarno Juga Pernah Alami 7 Kali Percobaan Pembunuhan
Daftar Isi
Trump didor saat baru saja memulai pidatonya. Biro Investigasi Federal (FBI) mengonfirmasi bahwa penembakan Donald Trump adalah upaya pembunuhan.
“Saya ditembak dengan peluru yang menembus bagian atas telinga kanan saya,” kata Trump di platform Truth Social miliknya setelah penembakan. “Banyak pendarahan yang terjadi.”
Risiko menjadi pemimpin negara memang besar, salah satunya dibayangi percobaan pembunuhan.
Tragedi yang menimpa Donald Trump ternyata juga pernah dialami oleh Presiden Pertama RI Sukarno.
Tak hanya sekali, proklamator kemerdekaan Indonesia itu tercatat pernah coba dibunuh sebanyak 7 kali. Beruntungnya, Bung Karno, sapaannya, selalu selamat di setiap insiden.
1. Tragedi Granat Cikini
Tragedi Granat Cikini terjadi pada 30 November 1957. Saat itu Sukarno datang ke Perguruan Cikini (Percik), tempat bersekolah putra-putrinya. Kedatangan presiden dalam rangka perayaan ulang tahun ke-15 Percik.
Tiba-tiba granat meledak di tengah pesta penyambutan presiden. Akibat peristiwa ini, sembilan orang tewas, ratusan orang terluka, termasuk pengawal presiden.
Sukarno dan putra-putrinya selamat. Tiga orang ditangkap akibat kejadian ini. Mereka adalah perantauan dari Bima yang dituduh sebagai antek teror gerakan pemberontak DI/TII
2. Peristiwa Penembakan Istana Presiden
Pada 9 Maret 1960, tepat siang bolong Istana Presiden dikejutkan oleh ledakan dari tembakan kanon 23 mm pesawat Mig-17.
Meriam tersebut menghantam pilar dan salah satunya jatuh tak jauh dari meja kerja Bung Karno . Untunglah Kepala Negara tak ada di sana. Ia tengah memimpin rapat di gedung sebelah Istana Presiden.
Pelakunya adalah Letnan AU Daniel Maukar, yang telah dipengaruhi Permesta. Maukar membantah dirinya mencoba membunuh Sukarno.
Aksinya sebatas peringatan. Sebelum menembak Istana Presiden, ia telah memastikan tak melihat bendera kuning dikibarkan di Istana, tanda presiden ada di Istana. Maukar diganjar bui selama 8 tahun.
3. Peristiwa Pencegatan Rajamandala
Perdana Menteri Uni Soviet saat itu, Nikita Kruschev mengadakan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada April 1960.
Tamu negara itu menyempatkan diri mengunjungi Bandung, Yogyakarta dan Bali. Presiden Sukarno menyertainya dalam perjalanan ke Jawa Barat.
Tatkala sampai di Jembatan Rajamandala, ternyata sekelompok anggota DI/TII sudah mencegat. Beruntung pasukan pengawal presiden sigap meloloskan kedua pemimpin dunia itu.
4. Tragedi Granat Makassar
Presiden Sukarno tengah berada di Makassar pada 7 Januari 1962. Malam itu, Kepala Negara akan menghadiri acara di Gedung Olahraga Mattoangin.
Saat menuju lokasi melewati jalan Cendrawasih, tiba-tiba seseorang melemparkan granat. Beruntung peledak itu meleset, jatuh mengenai mobil lain.
Sukarno selamat. Pelakunya adalah Serma Marcus Latuperissa dan Ida Bagus Surya Tenaya, divonis hukuman mati.
5. Insiden Penembakan Saat Idul Adha
Sukarno pernah hampir terbunuh saat melaksanakan salat Idul Adha. Pada 14 Mei 1962, Sukarno melakukan salat Idul Adha di Masjid Baiturrahman bersama Ketua DPR GR KH Zainul Arifin. Rupanya presiden pertama RI itu sudah diincar seseorang bernama Bachrum.
Pelaku sudah berbekal pistol yang disembunyikan di balik jasnya dan berhasil mendapatkan posisi duduk pada saf depan.
Begitu melihat Sukarno, dia mencabut pistolnya dan mengarahkannua ke tubuh Sukarno. Tembakannya meleset dan menyerempet Zainul Arifin. Bachrum divonis mati, namun kemudian mendapatkan grasi.
6. Peristiwa Penembakan mortir Kahar Muzakar
Pada 1960-an, Presiden Sukarno melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi. Saat berada dalam perjalanan keluar dari Lapangan Terbang Mandai, tiba-tiba sebuah peluru mortir ditembakkan anak buah pemberontakan Kahar Muzakkar. Arahnya kendaraan Presiden, tetapi ternyata meleset jauh.
7. Insiden Granat Cimanggis
Mobil Sukarno pernah dilempar granat dalam perjalanan dari Bogor menuju Jakarta pada Desember 1964.
Dalam iringan kendaraan yang melaju pelan, Bung Karno sempat bertatapan dengan pria mencurigakan di pinggir jalan. Perasaan tidak enak pun muncul.
Benar saja, tiba-tiba sebuah granat dilemparkan ke arah mobil Presiden. Beruntung, lemparan tersebut terpaut jauh dari kendaraan Kepala Negara.
Sumber: Tempo