PSI Sebut Anies Baswedan Sering Klaim Pekerjaan Orang Lain, PKS: Justru Banyak Warga yang Rindu Kepemimpinan Anies
Daftar Isi
GELORA.CO - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merespon terkait pernyataan PSI Jakarta yang menyebut Anies Baswedan hanya melakukan rebranding saat menjabat sebagai Gubernur.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid atau HNW mengatakan, bahwa saat ini, justru warga sangat merindukan sosok Anies Baswedan untuk kembali memimpin Jakarta.
Sebab, Anies dirasa telah berhasil membuat kebijakan-kebijakan yang positif.
"Justru yang dihari sekarang ini, banyak warga yang rindu dengan kepemimpinan Pak Anies," katanya dikutip Sabtu (20/7/2024).
HNW menjelaskan, hal lain yang membuat masyarakat rindu, karena di bawah Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono banyak program-program Anies yang sudah dinikmati warga Jakarta justru tidak dilanjutkan bahkan dihilangkan.
"Pj gubernur sekarang yang justru dinilai sebagai banyak meninggalkan atau mengganti kebijakan-kebijakan positif yang dahulu dibuat oleh Pak Anies," jelasnya.
Maka dari itu, sambungnya, kinerja Anies saat memimpin Jakarta tidak hanya Rebranding. Tetapi bukti nyata dengan melanjutkan program yang baik dan dirasakan oleh warga.
"Jadi ini bukan sekedar rebranding, tapi melanjutkan segala kebaikan yang sudah dirasakan manfaatnya dan kepuasannya oleh warga," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Fraksi PSI DKI Jakarta, William Sarana Aditya mengatakan, Anies lebih fokus membandingkan dan mengklaim pekerjaan orang lain pada saat menjabat sebagai Gubernur.
Bahkan, William tak segan menyebut, jika Anies sudah merusak program dengan pengelolaan yang serampangan.
"Program-program yang baik dan membantu menyelesaikan permasalahan kota Jakarta justru tidak dilanjutkan, serta program yang dilanjutkan malah dirusak dengan pengelolaan yang serampangan. Anies lebih fokus pada rebranding dan klaim daripada memastikan program-program ini berjalan efektif," katanya, Jumat (19/7/2024).
Dirinya juga memberikan contoh terkait program Kartu Jakarta Pintar atau KJP yang dirasa sangat tidak tepat sasaran dan diperbaiki oleh Pj Gubernur Heru Budi Hartono selama dua tahun terakhir.
"Data penerima KJP menjadi tidak tepat sasaran hingga mencapai satu juta KJP. Hal ini kemudian diperbaiki oleh Pj Gubernur dalam dua tahun terakhir," ucapnya
Sumber: tvOne