RAHIM dan Agenda Normalisasi Hubungan Islam-Yahudi di Indonesia
Daftar Isi
Dugaan keterlibatan mereka melalui Zainul Maarif. Selain menjadi dosen di UNUSIA Jakarta, Zainul juga menjabat sebagai Manager Penelitian Domestik di RAHIM.
Meski begitu, RAHIM secara organisasi telah membantah keterlibatan mereka dalam pertemuan yang diikuti Zainul. Menurut mereka, Zainul hadir bukan mewakili organisasi, melainkan pribadi.
"Saudara Zainul Maarif sebagai bagian dari orang yang bertemu dengan Presiden Israel adalah atas nama pribadi dan tidak mewakili/atas nama RAHIM," tulis RAHIM dalam keterangan pers di situs mereka, Selasa (16/7).
Belakangan situs itu tak lagi bisa diakses, hingga Rabu (17/7) sekitar pukul 9.40 WIB.
Namun, situs RAHIM sebelumnya telah menghapus pencantuman logo Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU sebagai salah satu koalisi organisasi mereka, bersama Eits Chaim Indonesia, Bnei Noah Indonesia.
RAHIM menamakan ketiga organisasi itu sebagai koalisi antar umat beragama yang menjalankan RAHIM.
Lantas, apa itu RAHIM, bagaimana kerja-kerjanya, dan apa tujuan dibentuknya organisasi itu?
RAHIM didirikan dengan mengusung kayakinan perdamaian antara agama-agama Ibrahim, yakni Islam, Yahudi, dan Kristen. Mereka terutama mendorong perdamaian di Yerusalem.
RAHIM menulis, "Tanggung jawab bagi seluruh agama-agama Ibrahim, Abrahamic Religion, khususnya Islam, Yahudi, Kristen, untuk menjaga kesucia Yarusalem".
RAHIM dipimpin oleh Mukti Ali Qusyairi selaku Presiden Direktur. Ia dikenal sebagai intelektual muda NU, penulis yang produktif di isu toleransi beragama, sekaligus aktivis kemanusiaan. Di RAHIM dia juga menjabat sebagai Steering Committee.
Selain melakukan kajian pustaka dan penelitian, RAHIM juga melakukan riset lapangan. Mereka banyak melakukan kunjungan dan pertemuan langsung dengan para tokoh agama Yahudi, termasuk pemerintah Israel sendiri.
Salah satunya bertemu Duta Besar Israel untuk Singapura, Eli Vered Hazan dan Wakil Ketua Israel Misi Israel Hila Rose Fridman pada 6-12 Agustus 2023 silam.
Dalam kesempatan itu mereka turut bertemu Ketua Rabi Mordecai Abergel sebagai perwakilan komunitas Yahudi di Singapura.
Selain Mukti Ali, kunjungan dihadiri oleh Zainuul Maarif yang menjabat sebagai Manager Penelitian Domestik di RAHIM, Roland Gunawan yang menjabat sebagai Manajer Komunikasi dan Media RAHIM, dan Asnawi Ridwan yang menjabat menjabat sebagai Manajer Penelitian Kitab Suci.
Mukti Ali berkata kunjungan itu dilakukan menjajaki kemungkinan membuka hubungan diplomasi Indonesia-Israel.
Ali berharap lewat kunjungan itu organisasinya memiliki banyak hubungan dan jaringan di luar negeri.
"Kita tahu bahwa Singapura adalah negara yang mengakui Yahudi sebagai salah satu agama resmi dan bahkan sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Kami ingin belajar bagaimana Singapura melakukan itu dan apa saja langkah-langkah yang perlu dilakukan Indonesia untuk mewujudkannya," kata Mukti dalam siaran pers di situs RAHIM.
Sumber: CNN